Kamis, 10 Desember 2020

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Selama ini banyak orang masih menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Pola pikir yang memandang kegagalan sebagai akhir dari segalanya seharusnya diubah. Banyak orang yang dulunya pernah gagal kemudian bangkit dan menjadi orang sukses. Sikap pantang menyerah dan terus berusaha membuat mereka bisa selangkah demi selangkah maju dan meraih kesuksesan. Pandanglah kegagalan itu sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh untuk meraih kesuksesan.

Banyak pula orang mempunyai pola pikir menyatakan bahwa kegagalan adalah hal yang tidak seharusnya didapatkan. Hal inilah yang membuat mereka tidak berani untuk memulai kembali, sebab takut dengan resiko gagal yang mungkin terjadi lagi. Namun, ketika kita memiliki pola pikir untuk selalu meraih kesuksesan, maka kesuksesan tersebut akan datang meski perlahan.

Kisah inspiratif ini dapat menjadi motivasi kita untuk bangkit. Ketika suatu saat kita gagal, jangan lantas sibuk menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Hentikan menaruh pemikiran negatif yang justru membuat kita semakin terpuruk. Berlarut dalam kegagalan, sama saja membuang waktu sia-sia. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pendorong untuk meraih kesuksesan. Hal ini pernah dialami Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd. guru SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia. Beliau sekarang Ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Gunungkidul dan duta rumah belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Perjalanan kariernya pasang surut penuh liku, masa lalu yang selalu mengalami kegagalan dan terpinggirkan. Orang tuanya yang berprofesi sebagai guru SD sangat disiplin dalam membimbing dan selalu mangawasinya dalam belajar. Rangking satu selalu diraihnya ketika sekolah di SD. Namun, bertolak belakang saat SMP maksimal rangking 24 dari 44 siswa dalam satu kelas. Bahkan, pernah mendapat rangking 43, 41, dan 39. Aapalagi ketika di SMA rangkingnya jauh dari harapannya. Maksimal rangkingnya 8 dan lainnya di atas rangking 20.

Memasuki masa-masa sulit dialami Bapak Sigit Suryono ketika kuliah S1 Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Yogyakarta.  Kuliah ditempuh selama 7 tahun pernah dapak IPK 1,28 dan hampir di DO. Setelah selesai S1 melanjutkan ke S2 mengambil jurusan Teknologi Pendidikan. Inilah era baru bagi Bapak Sigit Suryono karena terjadi perubahan yang begitu luar biasa. Kuliah S2 bisa diselesaikan dalam aktu 33 bulan dengan IPK 3,8 dengan hasil cumlaude. Saat itulah merubah cara pikir dan pandangaannya. Orang akan sukses jika fokus dan senang dengan apa yang dia kerjakan. Orang akan sukses jika fokus pada bidang yang bisa ditekuni dan dilakukan terus menerus.

Pengalaman gagal disaat sekolah sampai kuliah S1 benar-benar membekas dan mempengaruhi cara mengajarnya pada siswanya. Beliau tidak membeda-bedakan siswa karena prestasi akademiknya. Beliau cenderung sebagai motivator mereka agar anak didiknya berhasil dalam hidupnya. Saat megajar inilah pengalamannya bertambah dan sering melakukan kolaborasi dengan siswanya untuk melakukan riset tentang pembuatan media maupun tentang berbagai model pembelajaran.

Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd. pertama kali memiliki kenangan, saat mengikuti kompetisi simposium tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pesertanya semua Pengurus MGMP semua mata pelajaran, sedangkan Beliau guru baru yang mendapat tugas untuk mengikuti kompetisi tersebut menggantikan guru di sekolahnya yang mengundurkan diri.

Pengalaman bertemu orang-orang hebat waktu simposium Beliau gunakan untuk belajar. Beliau banyak membuat catatan kecil bagaimana orang berbicara, presentasi, menyampaikan ide, pemikiran dan gagasan ilmiah dalam kegiatan tersebut. Dalam simposium tersebut Beliau masuk peringkat terakhir dari semua peserta lomba untuk mata pelajaran IPA.

Tahun-tahun berikutnya dari tahun 2006 sampai tahun 2015, Beliau selalu mengikuti berbagai lomba tingkat nasional. Ada tujuh kali lomba nasional yang Beliau ikuti, dan hasilnya selalu gagal atau kalah. Setiap even lomba yang Beliau ikuti selalu dicatat kenapa “gagal” baik dari sisi presentasi, fokus presentasi, cara presentasi, dan membuat presentasi yang efektif.

Baru pada tanggal 22 November 2015 Beliau ketika mengikuti lomba guru berprestsi, terpilih menjadi juara 1 guru berprestasi tingkat nasional. Tahun 2018 menjadi Duta Rumah Belajar Terinteraktif, Duta Sains Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( PPPPTKIPA ) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta. Kado terindah juga Beliau terima ketika di ulang tahunnya ke-44, tepatnya tanggal 20 November 2020 termasuk 5 besar guru inovatif yang diselenggakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Akhirnya kegagalan berbuah kesuksesan.

Orang-orang hebat selalu ingin belajar, belajar, dan belajar. Prestasi bukanlah suatu tujuan. Namun, prestasi akan didapatkan oleh setiap orang yang telah bekerja dengan maksimal dan terus berusaha memperbaiki diri setiap saat. Prestasi yang paling utama bukan ditunjukkan oleh predikat-predikat yang kita sandang. Namun, prestasi yang hakiki adalah bagaimana kita menjadi sosok yang bisa mengispirasi anak didik kita sehingga suatu saat mereka akan sukses dalam bidangnya masing-masing.

Untuk memunculkan motivasi berprestasi yang diperlukan adalah cari model inspirator, bisa dari Kepala Sekolah, rekan guru yang sukses, Ketua MGMP, atau orang di sekitar kita yang sukses. Kunci keberhasilan untuk meraih prestasi menurut Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd. yaitu :

  1. Pelajari pedoman guru berprestasi tiga tahun sebelum mengikuti seleksi guru berprestasi.
  2. Siapkan potofolio terakhir sesuai dengan pedoman guru tersbut
  3. Buat penelitian atau best practise sesuai dengan petunjuk diportofolio.
  4. Buat vidio pembelajaran terbaik selama tiga tahun terakhir.
  5. Belajarlah empat kompetensi guru.
  6. Buat presentasi seasuai dengan buku pedoman guru berprestasi.

Kita sebagai guru kisah perjalanan Bapak Sigit Suryono,S.Pd.,M.Pd.dapat kita jadikan motivasi dan inspirasi dalam menapaki dunia pendidikan agar menjadi guru yang berprestsi. Kegagalan bukan akhir dari segala-galanya. Ternyata kegagalan berbuah kesuksesan. Dengan sering membaca, berbagi pengalaman, berbagi masalah, dan sering mengamati karya-karya rekan guru lain lewat media online bisa digunakan untuk solusi kita dalam mengatasi kegagalan. Hikmah dari kegagalan dapat dimanfaatkan untuk memotivasi siswa agar mereka tidak rendah diri. Kegagalan yang kita alami dapat dijadikan contoh gagal diawal dan berhasil mendapat prestasi dikemudian hari. Intinya keberhasilan ditentukan oleh seberapa besar usaha yang telah kita lakukan, semakin berusaha keras suatu saat akan menikmati hasilnya.   

Senin, 07 Desember 2020

Guru Inspiratif dari Daerah 3T

Guru Inspiratif dari Daerah 3T

Guru merupakan sosok yang patut diteladani. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, guru merupakan salah satu sosok yang paling berpengaruh bagi anak didiknya. Salah satunya, guru sebagai peletak dasar atau pondasi arah pendidikan di Indonesia. Guru seorang yang patut digugu dan ditiru. Guru bukan hanya sosok pengajar yang melakukan kegiatan mengajar atau transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Namun, lebih dari itu, guru adalah seorang pahlawan. Pahlawan tanpa tanda jasa.

Jika dipandang sekilas pekerjaan guru memang tampak sederhana. Bagaimana tidak, guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didiknya. Namun, beban yang dipikul guru tidaklah sesederhana anggapan semua orang. Guru bertanggung jawab atas generasi yang akan datang. Generasi yang akan menjadi pemimpin-pemimpin dimasa depan. Generasi-generasi yang akan melakukan perubahan sosial, arah kemajuan bangsanya, dan peran lainnya. Maju dan mundurnya bangsa Indonesia yang akan datang tergantung pendidikan yang diterima generasi sekarang.

Tidak hanya waktu, tenaga, dan pikiran yang dikorbankan, banyak guru yang mendedikasikan hidupnya demi membentuk siswa yang cerdas dan membawa perubahan positif. Bahkan, mengispirasi banyak orang. Seperti yang dilakukan Bapak Khamdan Muhaimin, S.Pd.,Gr. yang bertugas di SMP Negeri 5 Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Beliau bertugas di daerah 3T ( terdepan, terluar, dan tertingal ). Bertugas di daerah terpencil tanpa beban dan ihklas menjalankannya.

Daerahnya belum ada penerangan listrik, air sulit, dan mata pencaharian penduduknya berkebun. Panennnya setahun hanya satu kali dan untuk menuju ke ibu kota kabupaten dibutuhkan waktu 4 jam. Jadi kalau mau makan bakso saja harus ke kota terlebih dahulu. Semua Beliau nikmati dan mensyukurinya sehingga proses kehidupan yang Beliau jalankan terasa ringan. Tak terasa Beliau sudah bertugas di daerah tersebut sejak tahun 2015 sampai sekarang.

Bapak Khamdan Muhaimin, S.Pd.,Gr. mulai menulis tahun 2016. Menulis tentang berbagai tantangan dan solusi menjadi pendidik di daerat 3T. Pertama kali menulis sudah membawanya menjadi finalis 10 besar kegiatan simposium GTK 2016 di Jakarata yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tujuan menulis yang dilakukannya, ingin pendidikan di daerah khusus atau di daerah terpencil yang masih serba kekurangan dan berbagai akses dapat diperhatikan oleh pemerintah. Beliau berharap dengan menulis tentang perjalanan atau tantangan bertugas di daerah 3T agar dapat memotivasi dan menginspirasi para guru yang berjuang di garis terdepan di daerah terpencil.

Prestasi terakhir yang diraih Bapak Khamdan Muhaimin, S.Pd.,Gr. Dinobatkan menjadi guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional 2020 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral GTK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Hotel Serpong, Tangerang Selatan. Guru muda yang sarat prestasi walaupun bertugas di daerah 3T ( terdepan, terluar, dan terdepan ) patut kita jadikan motivasi dan inspirasi kita untuk menjadi guru yang berprestasi. Presatasi dalam mendidik para siswanya dan prestasi dalam bidang tulis menulis.

 

Jumat, 04 Desember 2020

Menulis Autobiografi

Menulis Autobiografi

Dibalik cerita autobiografi tentu ada cerita yang mengagumkan. Dapat dikatakan inilah seninya menulis autobiografi atau cara menulis autobiografi. Ibaratnya adalah kita sebagai pencerita yang menceritakan pesan-pesan kehidupan asli dan nyata. Menulis autobiografi sangat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Maka kita dituntut untuk menulis cerita yang luar biasa dan sampai kepada pembaca agar tidak bosan untuk membaca dan membacanya  lagi. Penulis wajib untuk menulis dengan cara yang bagus, menyenangkan pembaca, dan membuat pembaca katagihan membacanya.

Biografi berasal dari kata biography artinya riayat hidup. Sedangkan autobiografi adalah riwayat hidup yang ditulis sendiri. Menulis riwayat hidup sendiri atau autobiografi bisa menjadi sebuah refleksi untuk memperbaiki diri dan memberi inspirasi bagi orang lain. Dari autobiografi kita bisa merawat ingatan peristiwa yang pernah kita alami dan berbagi pengalaman dengan orang lain. Manfaat menulis autobiografi menurut Bapak Suparno, S.Pd.,M.Pd., antara lain:

  1. Mengabadikan riwayat hidup kita, sehingga kalau kita sudah meninggal. Anak cucu kita akan mengetahui riwayat kakeknya semasa hidupnya dulu.
  2. Dari pengalaman yang baik pada diri kita bisa menjadi pembelajaran bagi orang-orang sesudah kita, sehingga menjadiu ilmu jariah bagi kita.
  3. Menjadi motivasi berprestasi bagi kta, karena suatu saat ingin menambahkan riwayat hidupnya menjadi cerita berprestasi lainnya.
  4. Rasanya rugi apabila prestasi yang kita miliki kalau tidak menuliskan akan lenyap ditelan zaman.

Bagaimana memulai menulis autobiografi?  Kita awali dengan membaca biografi orang-orang ternama. Kita akan terinspirasi mengenai gaya penulisannya, lay outnya, dan cerita-cerita apa yang harus dituliskannya. Setidaknya bacalah dua buku biografi, lebih banyak lebih baik sehingga kita bisa membandingkan biografi mana yang kita sukai.

Setiap orang pasti memiliki kisah hidup yang menarik dalam hidupnya. Banyak kejadian yang dialaminya, kesedihan, kebahagiaan, hingga kesuksesan yang diraihnya di masa kini. Semua menjadi menarik apabila ditulis dalam sebuah autobiografi. Menulis autobiografi adalah tingkatan menulis yang paling mudah, karena semuanya sudah dialami dan kita lakukan. Jadi, menulislah apa yang kita lakukan, kita rasakan, dan kita pikirkan. Bahkan, yang kita impikan atau kita hayalkan.

Menulislah apa yang kita kuasai dan kita sukai, karena tulisan kta menjadi lengkap dan berbobot. Disamping itu, kita merasa enjoy dan senang sehingga kegiatan yang kita lakukan terus menerus akan cepat selesai tanpa beban. Menulisnya juga melibatkan rasa dalam hati, bahasanya enak yang membuat pembaca merasa senang membaca autobiografi kita.

Hidup adalah perjalanan yang tidak mungkin terlewatkan begitu saja. Pasti ada sesuatu yang membekas di hati. Banyak impian-impian yang kita inginkan. Apalagi impian itu membutuhkan perjuangan dan bisa sampai pada tujuan haruslah dikenang. Maka bisa dipastikan kita memiliki pengalaman yang luar biasa. Pengalaman tersebut layak untuk dibagikan kepada sesama agar memotivasi manusia lainnya.

Sebagai penulis pemula alangkah baiknya apabila kita awali dengan menulis autobiografi. Menulis tingkat yang paling mudah karena semua yang kita tulis sudah kita alami sendiri. Tulislah dengan hati karena langit tak selamanya biru, gunung tak selamanya hijau, dan rumput tak selamanya subur. Semua diberi warna, rasa, dan rangkaian kata begitu indah yang membuat pembaca hanyut dalam tulisan kita. Pembaca bisa tertawa, terkejut, sedih, bahkan ikut marah. Semuanya dapat terjadi apabila kita menulis dari apa yang kita dengar, kita rasakan, dam kita lihat.

 

Asal Mula Keinginan Menulis


Asal Mula Keinginan Menulis

Menulis merupakan suatu aktivitas yang membosankan oleh sebagian orang. Tetapi ketika seseorang sudah terjun dalam dunia tulis menulis, kita akan merasakan betapa asyiknya menuangkan ide dan pengalaman kita dalam goresan tinta. Dengan menulis, kita juga memperkaya pengetahuan dan memberikan informasi kepada banyak orang. Itulah kenginan yang lama diidam-idamkan Rita Wati, S.Kom. Keinginan itu sudah lama terbesit sejak Beliau menginjakkan kakinya di Yogyakarta tahun 2001. Ketika itu teman indekosnya telah menjadi seorang penulis. Melihat temannya aktif menulis ada sesuatu yang mendorong dalam hatinya untuk ikut menulis. Namun, Beliau tidak tahu harus dimulai dari mana, dan mau menulis apa.

Tahun 2005 kembali terbesit lagi keinginan untuk menulis karena saat Beliau kuliah sering diajak temannya untuk menjaga stand bazar buku. Sambil menjaga stand sambil membaca buku sehingga keinginan untuk menulis bangkit kembali. Beliau mulai mencoba menulis cerpen dan puncaknya sudah memulai menulis novel sampai terkumpul 80 halaman. Tetapi masih malu untuk menunjukkan karyanya kepada orang lain.

Semasa kuliah temannya sering meminjam komputernya. Untuk menjaga kerahasiaan tulisannya agar tidak dibaca temannya, semua tulisan yang tersimpan di komputernya diberi password. Itulah ketidakpercayaan dirinya saat itu. Karena tidak percaya diri tulisannya dibaca orang lain. Akhirnya Beliau menghakimi dirinya sendiri bahwa bahwa dia tidak bakat menulis.

Sebagai mahasiswa komputer Bu Rita Wati mempunyai keinginan untuk memiliki jejak digital. Kebetulan tahun 2005 blog sudah mulai boming. Akhirnya, dia membuat blog walaupun kalau membuat blog harus pergi ke warnet. Itulah blog pertama dan terakhir karena malas pergi ke warnet. Ternyata tidak terasa sudah lama Bu Rita Wati tidak menulis di blog, karena merasa tidak berbakat menulis.

Keinginan menulisnya muncul lagi sehingga tahun 2011 kembali menulis di blog. Bulan pertama Beliau bisa memposting enam tulisan, bulan berikutnya semakin berkurang hanya tiga tulisan dan blog dia tinggalkan kembali.

Tahun 2013 kurikulum baru dimana mata pelajaran TIK dihapus. Sebagai guru TIK Bu Rita Wati ikut galau sehingga ketika ada lomba English Essay di UNDIKSHA dengan tema Kurikulum 2013. Bu Rita Wati ikut menulis essay walaupun kemampuan bahasa Inggrisnya pas-pasan. Beliau percaya diri yang penting bisa mengungkapkan sesuatu yang menganjal di hati. Jika mata pelajaran TIK dihilangkan akibatnya siswa akan mengalami buta teknologi. Walaupun ada yang mampu menggunakan komputer jumlahnya hanya terbatas.

Dalam lomba tersebut tidak disangka-sangka Beliau menjadi finalis, dimana hampir semua peserta dari guru bahasa Inggris. Itulah prestasinya dalam menulis. Namun, lagi-lagi itulah tulisan terakhirnya hingga benar-benar vakum sampai pandemi datang. Blog yang Beliau miliki ibarat rumah yang telah ditinggal penghuninya sekian lama, penuh dengan sarang laba-laba.

Hikmah dari pandemi datang akhirnya datang juga. Tahun 2020 tepatnya bulan April awal keaktifannya ngeblog. Untuk mengisi materi tetapi hanya bertahan tiga postingan. Penyakit lama kambuh lagi selalu menghantuinya.

Pada tanggal 27 April Beliau mengikuti Webinar dan kebetulan acara dibuka oleh Prof. Unifah Ketua Umum PGRI Pusat. Dalam sambutannya menyampaikan jika ada pelatihan menulis pesertanya dari seluruh Indonesia dan menyinggungpesertanya dari Provinsi Bali masih sedikit. Sejak saat itu Beliau muai tertarik untuk join di grup belajar menulis yang dipelopori Bapak Wijaya Kusuma atau dikenal dengan Omjay. Padahal selama gelombang 1 samap 10 Beliau mendapat link untuk join grup menulis karena Omjay selau mengshare di Group Elearning Guru TIK Bali. Namun, baru bergabung belajar menulis di gelombang 10.

Saat bergabung belajar menulis Beliau sudah telat sehari. Ada kebingungan di hatinya. Ini grup pelatihanya lewat WhatsApp, hanya membaca teks di siang hari pada saat bulan puasa. Sambil jalan melihat teman-temannya memposting tulisannya di grup. Beliau mulai mengerti, jika setiap materi yang disampaikan, peserta harus membuat resume dan posting di blog masing-masing.

Berkat belajar meresume di kelas belajar menulis bersaama Omjay, Bu Rita Wati mulai aktif menulis resume, walaupun bukan materi di kelas belajar menulis. Banyak hadiah yang diterimanya dari mulai buku, termos, dan souvenir lainnya Beliau dapatkan dari acara lain. Bersama berjalannya waktu, sampai kini Bu Rita Wati telah menerbitkan:

  1. Dua buku solo
  2. Satu calon buku duet bareng Prof. Eko dan sudah dinyatakan diterima tanpa revisi oleh Penerbi Andi.
  3. Lima buku antologi, dimana tiga antologi beliau menjadi kurator yaitu The Meaningfull True Stories, Senandung Guru Jilid 1 dan 2.

Banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil perjalanan menulis dari Bu Rita Wati, S.Kom. Banyak hal yang Beliau lalui dengan pasang surut. Berkat kegigihan dan semangatnya untuk menulis dapat kita jadikan motivasi untuk menjadi penulis yang handal. Bagi kita yang tertarik dengan menulis, kita harus tetap berada di komunitas menulis. Dengan berada dikomunitas menulis motivasi kita untuk menulis tetap terjaga.karena pengaruh dari rekan-rekan sesama penulis. Ibarat berteman dengan penjual minyak wangi kita akan kebawa juga wanginya. Kata bijak dai RA Kartini “Nothing is impossible in this world what we look upon today tomorrow may be accomplished fact”. Tidak ada yang mustahil di dunia ini apa yang kita lihat hari ini, besok bisa jadi kenyataan.

Kamis, 03 Desember 2020

Launching Buku Pertama

Launching Buku Pertama

Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan. Kesuksesan datangnya tidak secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang panjang. Begitu juga dalam menulis, untuk menjadi penulis yang berbobot banyak rintangan yang harus dilaluinya. Menulis perlu latihan yang terus menerus sehingga menjadi trampil dalam menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Kebiasaan menulis perlu ditanamkan sejak dini, karena kebiasaan menulis banyak manfaatnya. Menulis dapat menjadi terapi diri karena dengan cara ini kita dapat mengungkapkan berbagai perasaan. Baik perasaan duka, sedih, senang atau gembira.

Betapa senangnya apabila tulisan kita menjadi buku yang diterima penerbit. Hal ini dialami juga oleh Eva Hariyati Israel, S.Kom. Bukunya dinyatakan diterima tanpa revisi oleh penerbit mayor  ( Penerbit Andi ) dan mulailah proses editing pertama oleh pihak penerbit. Proses editing ini berlangsung dengan beberapa tahapan hingga buku terbit:

  1. Editing sampul. Sampul adalah hal yang wajib ada dalam sebuah buku. Tidak mungkin ada buku tidak ada sampulnya. Jadi pembuatan sampul adalah salah satu proses penting dalam proses produksi.
  2. Editing naskah oleh penerbit. Tata kelola urutan dan tulisan disesuaikan dengan konsep dan gaya bahasa kita.
  3. Setelah editing penerbit naskah proof dikirim kembali ke penulis beserta surat perjanjian penerimaan naskah dan royalty bagi penulis. Sebagai penulis kita diberi kesempatan melihat kembali susunan dan tata bahasa buku kita sebelum dinaikkan ke proses cetak
  4. Setelah editing oleh penulis naskah kembali dikirim ke penerbit untuk selanjutnya ke proses cetak. 

Berselang satu bulan setelah editing naskah proof dikirim. Akhirnya tibalah masa yang ditunggu- tunggu launching buku pertama Ibu Eva Hariyati Israel, S.Kom. yang dirangkai dengan seminar Digital Mainset yang disajikan melalui bincang daring dengan Prof.Eko melalui zoom dengan TV.Andi. Inilah salah satu keuntungan jika buku kita diterbitkan penerbit mayor, marketingnya tidak lagi membebani kita.

Hal yang menarik lainnya yang Beliau dapatkan dari proses menulis ini adalah bisa lolos kurasi dan diterbitkan oleh penerbit Mayor. Di samping itu, bertambah wawasan dan keilmuan tentang publikasi dan teknik menentukan tema penulisan yang sesuai tren zaman 

Banyak hal yang perlu diketahui agar buku yang kita tulis lolos untuk diterbitkan. Buku bisa lolos ke penerbit mayor jika memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1.        Tema buku jika dicari pada google trends menunjukkan grafik yang bagus

2.        Profil penulis ,semakin terkenal dan kredibel akan sangat baik

3.        Target pasar yang menguntungkan

4.        Ragam tulisan kita sesuai dengan visi misi penerbit 

Keuntungan yang kita dapatkan ketika berhasil menulis dan buku yang kita tulis itu terbit:

  1. Kepuasan batin.satu hal yang tidak bisa kita ukur dengan apapun
  2. Integritas ,kredibilitas dan percaya diri semakin baik
  3. Motivasi bertambah
  4. Terbuka peluang peluang baru untuk menjadi narasumber, motifator menulis dan hal-hal positif lainnya
  5. Royalty 

Inilah gambaran sepintas perjalanan launching buku pertama Ibu Eva Hariyati Israel, S.Kom. Banyak hal yang dapat kita contoh dari Beliau agar kita tulisan kita menjadi buku yang dapat diterbitkan penerbit, antara lain:

  1. Menulislah dengan hati, tidak terpaksa dan juga tidak memaksakan diri
  2. Mulailah menulis apa yang terlintas dipikiran kita, pengalaman kita, dan buktikan kalau kita punya kemampuan menulis
  3. Motivasi menulis adalah berbagi dan berkarya. Dengan menulis dapat membagikan ilmu yang bermanfaat dan menhasilkan sebuah karya yang akan tidak akan hilang.
  4. Fokus dan yakin, lakukan dengan nyaman dan sepenuh hati jangan lupa doa. Kita pasti bisa, ketika kita sudah memulai sesuatu yang baik maka kebaikan-kebaikan lainnya juga akan mengikut termasuk motivasi dan semangat juga dengan sendirinya hadir
  5. Berikanlah sesuatu yang bermakna dalam tulisan tersebut. Tidak harus berisi ilmu pengetahuan bisa juga hiburan, pengalaman, keahlian yang bermanfaat atau menginspirasi orang yang membacanya.
  6. Cari penerbit yang sesuai demgam tulisan kita. Jangan sampai tulisan kita salah sasaran.

Mudah-mudahan kita dapat mengikuti jejak Ibu Eva Hariyati Israel, S.Kom. yang tulsannya  

menjadi buku yang diterbitkan oleh Penerbit Mayor ( Penerbit Andi ). Menulis dengan hati yang 

banyak menghasilkan karya dan disukai banyak pembaca. 


Rabu, 02 Desember 2020

Pejalanan Bisa Jadi Buku

Pejalanan Bisa Jadi Buku

Setiap orang mempunyai ketrampilan sendiri-sendiri dalam bidang menulis. Ide menulis bisa diperoleh dari pengalaman hidup, referensi dari luar, imajinasi diri, mimpi atau memaksa ide datang. Seperti halnya apa yang dialami oleh Bapak Taufik Hidayat, S.E, S.Si, M.Si. Beliau Adalah seorang dosen dan penulis buku yang sudah keliling 70 negara dan 5 benua. Beliau memiliki nama pena Taufik Uieks. Beberapa buku yang telah beliau hasilkan dengan nama Taufik Ulieks: Mengembara ke Masjid-Masjid di Pelosok Dunia, 1001 Masjid di 5 Benua, Jejak Langkah Menuju Baitullah Jilid 1-3, dan Tamasya ke Masa Depan. Sejak tahun 2004 setiap perjalanan yang beliau lakukan menghasilkan banyak tulisan yang sudah di bukukan.

Dalam perjalanan yang beliau lakukan agar menjadi sebuah tulisan:

1.         Mengamati

       Dalam perjalanan apalagi ke mancanegara mancanegara ada baiknya kita perlu mengetahui juga mengenai budaya, bahasa , kebiasaan dan sejarah tempat yang dituju. Dari hal yang diketahui tersebut dapat diungkapkan dalam bentuk tulisan.

  1. Membuat foto

Kita juga bisa bercerita berdasarkan foto yang ada. Mengetahui kembali detail keadaan ruangan arsitektur bangunan dan sebagainya. Disamping itu, diperhatikan juga siapa saja yang ada di sana dan bagaimana suasana di sekitar tersebut. Tulisan Bapak Taufik dari foto-foto yang beliau abadikan dalam bentuk tulisan : Menapaki Awal Benua Eropa di Georgia, Gereja di ujung Rustaveli Avenue, Doa untuk Soviet, Perangko Termahal di Dunia

  1. Diskusi wawancara

Diskusi wawanacara dengan orang yang paham tentang tempat yang kita kunjungi. Secara tidak langsung kita belajar bahasa lokal dan masukkan dialog percakapan tersebut sehingga tulisan kita menjadi hidup. Walaupun kita hanya mengerti bahasa lokal hanya sedikit.

  1. Mencari informasi tambahan

Mencari informasi tambahan gunanya untuk melengkapi apabila tulisan kita ada yang  kurang. Informasi tambahan dapat kita peroleh dari membaca buku, majalah, koran, atau internet yang berhubungan dengan materi yang akan kita tulis.

  

  1. Mencari keunikan

Hidup adalah suatu perjalanan. Oleh karena itu, kita harus selalu siap akan kejutan-kejutannya yang nikmat. Banyak peristiwa bisa kita jadikan tulisan. Agar tulisan kita menggigit bisa diperkaya tentang keunikan tempat-tempat yang kita kunjungi. Misalnya, tempat wisata dengan sejarah keunikan kulinernya, budaya bahasa setempat dan sebagainya. Bisa juga ditambahi dengan bumbu misteri tentang air nirmada yang bisa membuat awet muda.

  1. Merangkum dalam tulisan

Merangkum merupakan tahap akhir setelah kita memperoleh beberapa materi. Dengan merangkum materi yang kita peroleh memudahkan kita untuk menentukan tema apa yang akan kita tulis. Agar menjadi tulisan menjadi enak dan menarik tergantung gaya bahasa yang dipakai. Jangan monoton gunakan teknik-teknik menulis agar tulisan kita hidup dan enak dibaca. Mempunyai banyak informasi mengenai sesuatu bisa menjadi salah satu motivasi kita untuk menuangkannya menjadi sebuah tulisan. Namun, bukan berarti itu sebuah kompilasi dari apa yang sudah diketahui. Tulisan tersebut juga mesti memuat opini dan topiknya harus spesifik. Untuk menuliskannya, kita bisa memulai dengan merangkum dan menyusun rapi semua data yang ada.

 

Tidak semua orang bisa menulis buku. Namun, banyak yang kemudian lahir dengan sendirinya sebagai penulis. Alasannya beragam. Ada yang memang berniat dan memulai menulis dengan blog, ada juga yang termotivasi karena lingkungan sekitar. Sebagai penulis pemula kita bisa meniru gaya penulisan Bapak Taufik Hidayat, S.E., S.Si., M.Si. Buku-buku yang dihasilkannya ditulis dari perjalanan yang beliau lakukan. Motivasi sangat penting karena hal ini merupakan keinginan yang timbul dalam diri kita sendiri. Setiap orang bisa saja mengatakan dirinya ingin menulis sebuah buku. Namun, selalu mentok diimpian dan keinginan. Keinginan tidak sesuai dengan kenyataan, tanpa pernah memulai. Sementara menulis adalah proses tdak datang dengan sendirinya. Oleh karena itu, jika kita ingiN menulis, maka tentukan waktu kapan menulis. Bila perlu kita membuat waktu khusus untuk menulis. Mewujudkan untuk menulis sebuah buku bagaimanapun dimulai dari langkah kecil dan konsisten. Seperti apa yang telah dilakukan Bapak Taufik Hidayat, S.E., S.Si., M.Si. dari perjalanan yang beliau lakukan ditulis menjadi sebuah buku. 

 

Kisah Seorang Jurnalis

             

Kisah Seorang Jurnalis

Banyak kisah yang dapat menginspirasi pembaca, seperti kisah Nur Aliem Halvaima, S.H., M.H. Anak Bugis-Makassar yang dilahirkan 10 Agustus 1960. Nama pena dan media sosial adalah Nur Terbit. Anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan Haji Muhammad Bakri Puang Boko-Hajjah Sitti Maryam Puang Mene. Tahun 2015 dia menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Jakarta, program S2 ilmu hukum dengan tesis "Pola Pemberian Upah Untuk Kesejahteraan Wartawan Media Cetak di Provinsi DKI Jakarta". Sedang S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syari'ah dan Hukum. Sementara Sarjana Muda di IAIN Alauddin Makassar.

Nur menjalani profesi wartawan daerah di Makassar sejak masih kuliah, berlanjut jadi koresponden Harian Terbit ( Pos Kota Grup ) di Sulawesi Selatan. Tahun 1984 hijrah ke Jakarta bergabung jadi reporter kemedian redaktur. Tahun 2014 saat koran tempatnya bekerja "dijual", Nur pensiun dini tetapi tetap menulis dan jadi redaktur media online www.possore.com sampai saat ini.

Pengalaman jurnalis Nur sebagai pemegang kartu Wartawan Utama dari Dewan Pers-PWI Pusat ini, antara lain : Wartawan/Editor Surat Kabar Harian Terbit ( Pos Kota Grup ) 1980-2014. Pemred Vonis Tipikor versi majalah dan online 2014-2017. Pemred Corong versi majalah dan online 2019-2020. Pemred Telescope versi majalah dan online 2020. Redaktur Eksekutif Possore.com 2015 s/d Sekarang. Redaktur/Admin tamu sejumlah media online, majalah, tabloid 2014 s/d sekarang.

Prestasi menulis antara lain : Dua kali berturut-turut Juara Lomba Menulis Artikel Bertema Pramuka antar wartawan dan Umum Tingkat Nasional 2011 dan 2013, yang digelar Kwarnas Pramuka. Juara Lomba Menulis Pengalaman Mudik Asyik Republika Online. Juara di beberapa lomba menulis blog antara lain: Online Shop Kudo, Lomba Menulis Puisi Spontan Pedas, Lomba Blog Teacher Writing Camp IGI Bekasi, Smartphone Oppo, Dompet Duafa, Asuransi Raksa Online, Online Shop Shofie Martin, Restauran Bebek Kaleyo, BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir), Tokoh Populer, Suara Konsumen.

Di tengah kesibukannya itu, Nur sebagai blogger masih sempat menulis di blog pribadi www.nurterbit.com, Kompasiana, Kumparan, Viva, Blogdetik ( alm ), PepNews, Tokoh Populer, Suara Konsumen, Risalah Misteri, Terbitkan Buku Gratis, bahkan aktif membuat konten video di channelnya YouTube.com/nurterbit. Tahun 2019 Nur meraih Juara Utama Lomba Video YouTube Asuransi Mobil Raksa Online.

Berbekal pendidikan formal dan pengalamannya meliput berita hukum selama jadi wartawan, Nur juga sesekali bersidang mendampingi kliennya di pengadilan sebagai lawyer (pengacara). Buku "Wartawan Bangkotan" adalah karya kedua Nur mengenai dunia pers. Sebelumnya kumpulan tulisannya "Lika-Liku Kisah Wartawan" diterbitkan PWI Pusat memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2020.

Demikian perjalanan Nur sebagai seorang jurnalis yang berpengalaman dalam hal tulis menulis. Ternyata untuk mahir menulis harus banyak membaca. Inilah yang menjadi masalah bagi penulis pemula, kurangnya minat baca. Mudah-mudahan setelah membaca kisah ini, kita terpanggil untuk mengikuti jejak Nur Aliem Halvaima, S.H., M.H. sebagai seorang jurnalis yang telah menghasilkan banyak karya.

Senin, 16 November 2020

Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi


Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi

Kata “ekspektasi” tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Setiap orang, setiap saat pasti memiliki ekspektasi terhadap berbagai hal yang diinginkan dalam hidup. Sebagai contoh, ekspektasi kita ketika bergabung dalam grup ini adalah ingin menghasilkan sebuah karya. Karya berupa jejak literasi supaya dapat dikenal dan dikenang meskipun kita sudah berkalang tanah. Sayangnya, ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita. Ekspektasi tak seindah kenyataan.. Pada dasarnya ekspektasi adalah harapan atau sesuatu yang diinginkan terjadi. Namun, tidak semua ekspektasi atau harapan dapat menjadi kenyataan meskipun sudah diupayakan semaksimal mungkin.

Salah satu bentuk pengembangan diri dan mengeksplore kompetensi kita adalah dengan cara bergabung dalam satu komunitas positif seperti WA Grup Belajar Menulis. Bukan tanpa alasan, tentunya setiap kita yang bergabung di sini punya harapan yang ingin dicapai. Harapan besar yang dibebankan terhadap sesuatu yang dianggap akan memberikan dampak yang baik atau lebih baik. Terkait dengan hal tersebut, Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd. akan menyampaikan hal yang berkaitan dengan “Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi”.

Dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas, menulis adalah hal yang sangat mudah. Bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil? Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya :
1. Bagaimana memulai sebuah tulisan?
2. Apa ide/topik yang harus kita tulis?
3. Apakah tulisan saya menarik?,

Mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula. Dalam prosesnya kita harus berjuang melawan semua hambatan yang datang baik dari diri sendiri mapun dari lingkungan sekitar.

Sebenarnya, tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri. Yaitu mood dan kemauan atau niat. Oleh karena, itu untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah. Ada 2 hal penting yang harus kita ubah, yaitu:
Mindset

Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita.
Passion

Passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan.

Pengalaman Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd. dalam mewujudkan ekspektasi dalam menulis adalah berjuang membangun tekad dan keyakinan yang kuat untuk mencapai realitas. Terkadang Beliau juga harus nekat mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat mustahil. Untuk itulah Beliau selalu berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang susah payah dibangun. Pantang mundur jika kaki sudah melangkah. Jadi, menulislah hingga tuntas. Jangan sering menengok halaman yang sudah kita tulis, karena itu merupakan salah satu godaan yang membuat kita berpikir seribu kali tentang apa yang sudah kita tulis. Kita akan berpikir untuk edit dan edit lagi. Akhirnya tulisan kita tidak tuntas.

Beliau menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikirannya. Berbagai pemikiran negatif menghantui. Namun, berkat kenekatan, dibarengi niat, tekad, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasi Beliau berubah menjadi sebuah prestasi. Tulisan Beliau lolos tanpa revisi dan seolah tak percaya. Tidak pernah menyangka bahwa tulisan yang menurut penilaian pribadi hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki takdir luar biasa. Dari pengalaman ini, Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd. dapat belajar beberapa hal dalam menulis:
1. Tulislah apa yang ingin kita tulis.
2. Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.
3. Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan
4. Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.
5. Menulis jangan terlalu lama.
6. Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karena yang akan menilai adalah pembaca

Biasanya, kendala di awal kita menulis adalah bingung mencari ide. Tidak tahu apa yang akan kita tulis. Untuk mengatasinya, marilah kita mulai menuliskan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Misalnya, tentang hobi memasak, kegiatan sehari-hari, atau tingkah lucu anak-anak kita, san sebagainya.

Tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran. tidak perlu kita memikirkan tata bahasa atau ejaan. Setiap kalimat yang terlintas segera ditulis. Beliau biasanya menulis di hand phone. Adakalanya saat tidak pegang hand phone, Beliau akan menuliskan di benda apa saja yang Beliau temui. Pernah Beliau menulisnya di telapak tangan, pernah juga di paha. Hal yang paling sulit untuk memenuhi ekspektasi menulis adalah ketika kita tidak punya hobi menulis. Kata orang hanya "iseng-iseng" atau ikut-ikutan. Tidak masalah, jika kita tidak memiliki hobi, bukankah rasa iseng jika terus dilatih bisa menjadi suatu ketrampilan?

Menulis merupakan suatu tantangan antara harapan dan kenyataan. Ekspektasi dalam menulis harus terus kita perjuangkan dengan niat, tekad, nekad, dan konsisten. Realitas berupa prestasi adalah buah dari perjuangan. Maka kita harus berjuang untuk menuntaskan karya kita, agar jejak yang kita tinggalkan bermanfaat bagi generasi setelah kita.

Sabtu, 14 November 2020

Memulai Menulis



Memulai Menulis

Memulai menulis merupakan sesuatu yang sulit. Kadang-kadang kita tidak tahu apa yang harus kita tulis. Sulit menguraikan kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi wacana. Belum lagi alasan menulis membutuhkan waktu lebih, suasana hati yang tidak mood, alat kerja yang tidak ada ( komputer, laptop, atau telepon genggam ), dan lain sebagainya. Bahkan, alasannya tidak ada bahan untuk ditulis. Apalagi ketika harus menulis buku atau menulis di blog. Rasanya seperti berlari sprin yang tiba-tiba menghantam tembok, bertinju yang tiba-tiba KO atau bermain catur yang langsung skakmat. Entah apa yang terjadi, seolah semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba tak bisa menulis. Bahkan, lidah pun terasa kelu.

Bagaimana memulai menulis? Semua akan dijawab oleh Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. Beliau adalah salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Lahir di Subang, 23 Mei.1990. Selain aktif di MGMP, Beliau juga aktif di bidang literasi. Beliau menjelaskan ada beberapa tips yang bisa kita lakukan dan terapkan untuk memulai menulis, yaitu :
1. Ikut kelas menulis
Menulis bukan merupakan bakat semata, tetapi perlu latihan. Dengan ikut kelas menulis banyak hal yang bisa kita dapatkan. Contohnya, ikut kelas menulis bersama Omjay. Selain mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga. 

2. Ikut komunitas menulis
Ikut komunitas menulis juga perlu. Karena dalam komunitas menulis itulah kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis kita pun akan semakin terasah. Saat ini banyak sekali komunitas menulis yang bisa kita ikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut dibuat khusus untuk guru ataupun umum. 

3. Ikut lomba menulis
Ini cocok bagi siapa pun yang menyukai tantangan. Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang sudah ditentukan atau terjadwal. Disamping itu, dari ikut lomba kita akan sadar dimana letak kekurangan kita. Sehingga dikemudian hari, kita bisa belajar dari pengalaman itu untuk menjadi lebih baik. 

4. Menulis apa saja yang ada di sekitar kita / dalam keseharian kita
Semua pasti sepakat bahwa menulis tak bisa lepas dari keseharian kita. Setiap hari, kita terbiasa menulis balasan obrolaan daring di media sosial. Menulis jurnal di harian mengajar, menulis feedback untuk tugas siswa dan sebagainya. Tulis apa saja yang ada di sekitar kita atau yang kita alami hari ini. Dari foto juga bisa diubah menjadi bentuk tulisan. Misalnya, foto ketoprak, gorengan, kucing, rempeyek, dan sebagainya. Sebagai pembuktian bahwa memang benar apa saja yang ada di sekitar kita bisa kita ubah menjadi tulisan. Kegiatan menulis dalam keseharian yang dapat kita lakukan yaitu menulis diari. Yang penting menulis, agar kemampuan menulis kita semakin terasah. Tulis saja kisah yang kita alami. Misalnya, mencari tanaman keladi putih di hutan demi gratisan atau untuk istri tercinta atau saat hiking dan sebagainya. 

5. Menulis apa saja yang kita suka
Tulislah apa yang kita suka, karena kalau sudah suka biasanya mudah dungkapkan dalam bentuk tulisan. Kita suka berkebun, silakan tulis yang lagi booming menanam bunga, silakan tulis tentang berkebun bunga. Kita senang memasak, silakan berbagi dengan jenis teks prosedural resep memasak. Pokonya tulis apa yang kita suka dan kita kuasai. Jangan berpikir soal benar salah, baik buruk ataupun bobot dari apa yang kita akan tulis. Namun, yang terpenting adalah upaya kita untuk menyentuh dan menggerakkan tangan pada keyboard komputer kita. Dengan demikian, secara tidak sadar, kita sudah mulai dalam proses membiasakan diri untuk menulis sesuatu.

Harus menulis di mana? Ketika ingin menulis, tentu kita butuh medianya. Menulis dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, atau sebulan. Menulis bisa kita lakukan di blog, buku harian, telepon genggam, laptop, platform menulis online seperti wattpad dan storial.

Menulis buku solo atau kolaborasi? Ada beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo dan kolaborasi. Misalnya, tema dan waktu untuk buku solo kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau selesainya. Bisa seminggu, sebulan, atau setahun. Sedangkan jika menulis bersama, tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Enaknya kalau kolaborasi dan kita jadi peserta, prosesnya sudah ada yang mengurusi. Beda jika kita menulis buku solo. Proses pengajuan ke penerbit harus diurus secara mandiri. Begitu pula dengan biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah. Walaupun buku yang dicetak umumnya sesuai jumlah peserta saja ( tapi tak jarang ada juga yang dicetak banyak terutama bila diterbitkan di penerbit mayor ).

Sekali lagi, menulis bukanlah hal yang perlu kita takuti apalagi kita hindari. Untuk memulai menulis tergantung dari diri kita masing-masing. Jangan pantang menyerah mari kita ungkapkan apa yang ada dibenak kita menjadi tulisan. Agar kita dikenang anak cucu kita dari tulisan kita.

Selasa, 10 November 2020

Strategi Pemasaran Buku Saat Pandemi Covid-19



Strategi Pemasaran Buku Saat Pandemi Covid-19

Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi. Dengan membaca buku kita mengenal beraneka ragam budaya, suku, dan bahasa yang ada di dunia. Disamping itu, sejak usia dini, kita telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku.

Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Perkembangan industri penerbitan buku menurut Bapak Agustinus Subardana selaku Direktur Pemasaran Penerbit Andi, juga dipicu oleh alasan keuntungan ( profit margin ) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi. Saat ini terdapat 1328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktive lagi.

Kejadian tak terduga awal bulan Maret tahun 2020 ini telah datang wabah Covid-19 yang menyebabkan makin terasa berat dalam perekonomian dalam negeri, terutama dari sisi konsumsi, korporasi, sektor keuangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM ). Dampak dari mewabahnya Covid-19 ini dirasakan betul oleh berbagai macam sektor, tidak terkecuali sektor usaha yang terkena dampak langsung akibat dari mewabahanya Covid-19. Adapun imbas yang dirasakan oleh pelaku usaha Penerbitan Buku seperti menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan usaha dari pelaku usaha penerbitan buku tersebut.

Dampak Penjualan buku selama Covid-19 sangat dirasakan betul oleh pelaku usaha bidang Penerbitan Buku. Dampak yang dialami Penerbit Andi sebagai pelaku usaha Penerbitan Buku yaitu:
Jaringan buku selama pandemi banyak yang tutup
Pengunjung ke toko buku atau ke mal yang ada penjual bukunya merasa takut tertular covid-19
Penurunan omzet buku selama pandemi mengalami penurunan 60 persen sampai 90 persen
Selama covid-19 pelaku usaha Penerbit Buku mengurangi jumlah terbit buku baru dan mengurangi distribusi buku ke toko buku
Beberapa penerbit gulung tikar atau bangkrut selama covid-19 sehingga tidak produksi lagi
Pemasaran buku yang biasanya bertemu lansung ke sekolah, perguruan tinggi, dan instansi, pada masa pandemi tidak bisa ketemu langsung sehingga kurang maksimal dalam menawarkan buku
Semua konsumen atau pelanggan di kalangan masyarakat umum atau di intansi sekolah, perguruan tinggi atau instansi-instansi lainnya mengurangi pembelian buku dan dialihkan untuk pembelian –alat-alat kesehatan


Maka dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku, selama pandemi Covid-19 ini, supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal. Penerbit Andi perlu mengembangkan strategi pemasaran. Strategi pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausahawa atau entrepreneur yang menjalankan bisnis.

Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik. Mengapa demikian? Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis buku yang di terbitkan. Jenis-jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi beberapa katagori buku. Salah satu contoh Penerbit Andi Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku anak, buku bisnis, buku pertanian, buku fiksi-novel, buku pengembangan riri, buku teks, dan lain sebagainya ).

Dari jenis-jenis katagori buku tersebut disinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan. Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis. Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :

1. Faktor mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2. Faktorm makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.


Saat ini Penerbit Andi dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku yang sedang dijalankan masuk dalam faktor keduanya yaitu faktor mikro dan makro. Hal ini, dikarenakan Penerbit Andi Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori.

Bapak Agustimus Subardana selaku Direktur Pemasaran Penerbit Andi memetakan strategi pemasaran buku menjadi :

A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara. (Online )

1. Pentingnya Transformasi Digital

Dampak dari pandemi Covid-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri., terutama sektor Industri Perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak kebanyak hal, mulai dari tempat bekerja, cara belajar-mengajar, kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama yang kita pakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku .

Untuk penjualan buku lewat online ini Penerbit Andi terus proaktive untuk terus promosi , supaya dapat :
a. Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial

b. Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.

c. Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu

d. Menaikan penjualan dan profit

e. Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing

f. Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan

g. Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan

h. Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli, menjadikan tertarik beli ), persepsi dan pendapat konsumen


Media online yang dapat kita lakukan untuk promosi dan penjualan buku yaitu sudah tidak asing lagi dibenak kita yaitu lewat telepon, whatsapp, sms, email, telegram, facebook, instragram, youtube, dan lain sebagainya.

Tim pemasaran online Penerbit Andi Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / online . Penerbit Andi juga memasarkan buku lewat market place yang telah ditunjuk oleh Kemendikbut R.I melalui blanja.com, blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) guna mendukung pengadaan barang dan jasa ( PBJ ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) Reguler. "Inovasi dan elektronifikasi sektor PBJ merupakan suatu keniscayaan. Hal ini, juga sesuai dengan amanat dan kebijakan pemerintah untuk penguatan tata kelola keuangan pendidikan melalui Perpres PBJ Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018,"

2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Kita tentunya punya komunitas masing-masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi, maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita. Penerbit Aandi juga terus mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link Zoom, Live Youtube TV Andi, dengan tema-tema yang menarik.


B. Strategi pemasaran buku serangan darat ( ofline ).

Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku, Penerbit Andi melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Penerbit Andi telah mempunyai 42 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain :

1. Toko Buku

Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri, sebagian besar sebagai pemasok toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.

Menapa kita perlu petakan jenis toko buku tersebut, hal ini dikarenakan tiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda. Contoh toko buku modern yaitu Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store, dan TogaMas Books Store. Toko Modern ini mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem centralisasi dan sebagainya. Adapun toko buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko. Sedangakan Toko Tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual. Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual/konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.

Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain sebagai berikut:

a. Menguasai display buku supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol, biasanya banyak dicari dan ingin melihat buku tersebut.

b. Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk promo di baner maupun diumumkan lewat sound yang ada di toko buku tersebut.

c. Mengadakan bedah buku, biasanya lounching buku baru dengan mengadakan talk show dan potongan harga pada buku tertentu

d. Mengadakan efen tematik sesuai dengan bulan berjalan. Misalnya, program bulan ramadhan, program tahun ajaran baru, program tahun ajaran mahasiswa baru, program tentang tanaman, program tentang pepajakan dan lain sebagainya.

e. Proaktif komunikasi dengan pihak internal toko modern tersebut


2. Directselling / kunjungan langsung

Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu:

a. Buku Pendidikan ( Buku mata pelajaran utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK ).

b. Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah

c. Buku referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK, Perguruan Tinggi, dan umum


3. Melakukan even-even

Aktif dalam melakukan even- even seperti even Pameran buku, seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya.


Banyak informasi yang telah disampaikan Bapak Agustinus Subardana selaku Direktur Pemasaran Penerbit Andi secara singkat dan masih banyak lagi strategi pemasaran buku yang terus berkembang. Beliau mengatakan bahwa, “Tenaga pemasarann buku sangat bangga sebagai ujung tombak dalam menyebarluaskan karya-karya tulisan ilmu pengetahuan yang sangat berdampak sekali melalui jalur non formal ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia”. Mudah-mudahan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi kita, pengetahuan tentang strategi pemasaran buku saat pandemi Covid-19, khususnya strategi pemasaran buku di Penerbit Buku Andi.

Senin, 09 November 2020

Insting Seorang Penulis

Insting Seorang Penulis

Seorang penulis harus banyak menggali informasi sebagai bahan tulisannya. Bagi penulis pemula, latihan dan terus latihan merupakan salah satu cara jitu menjadi seorang penulis yang produktif. Maka semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin banyak bahan yang bisa dijadikan tulisannya. Pada dasarnya, menulis sebuah keterampilan dan setiap orang memiliki keterampilan untuk bisa dikembangkannya. Dengan kata lain, menulis dapat dilatih dan dikembangkan melalui proses. Jadi, keterampilan menulis datangnya bukan secara tiba-tiba. Perlu latihan, ketekunan, dan keyakinan pada diri kita bahwa kita bisa menulis.

Untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan mudah diterima penerbit. Penulis harus memiliki insting tema buku yang disukai pembaca. Maka penulis hatus jeli tema apa yang sedang tren saat ini. Kerja sama dengan dengan penerbit sangat diperlukan. Seperti yang dikatakan Bapak Edi S. Mulyanta selaku Manajer Operasional Penerbi Andi bahwa pentingnya komunikasi yang harus dijalankan antara calon penulis dengan calon penerbitnya, karena keduanya terkadang dalam cara pandang yang berlainan. Sebab pengamatan antara penulis dan penerbit berbeda.

Tugas Manajer Operasional adalah mengamati trend konten buku yang tersebar di pasar, kemudian memberikan resume tema apa yang sedang menarik pasar pada saat itu. Kemudian memetakan pesaing, dan target penulis yang menjadi sasaran. Setelah resume ditemukan, langkah selanjutnya adalah mencari prospek penulis yang mempunyai kemampuan seperti trend yang sedang dipelajarinya.

Memang, terkadang calon penulis justru mempunyai insting yang lebih tajam dari penerbit, sehingga sering terjadi penerbit tertinggal informasi dibandingkan dengan penulis. Hal inilah yang menarik, karena penerbit belajar dari data-data histori pemasaran sedangkan penulis terkadang telah melangkah lebih jauh dengan prediksi yang mungkin telah dipelajari sebelumnya. Penulis menguasai konten, sedangkan penerbit menguasai data pemasaran. Langkah yang dilakukan adalah melakukan link and match antara data history dan data trend ke depan. Penulis lebih ke konten yang dikuasai, sedangkan penerbit lebih banyak bobot pemasarannya.

Penulis memerlukan media untuk menyampaikan maksud dan tujuannya menerbitkan buku. Hal ini, yang menjadi kunci keberhasilan untuk dapat masuk ke dunia penerbitan. Disamping masalah pasar yang diperhitungkan, ada masalah idealisme yang dipegang oleh penerbit. Setiap penerbit mempunyai idealisme masing-masing, terkadang Penerbit secara alamiah akan tersegmentasi dalam kemampuan menelaah materi dan cara menjualnya.

Sebagai penulis dapat melihat pula histori hasil terbitan masing-masing penerbit untuk dapat memutuskan kemana calon terbitannya ditawarkan ke penerbit. Apabila kita mempunyai tulisan fiksi, penerbit yang kuat di pasar buku fiksi sebagai pilihannya. Sebaliknya apabila kita mempunyai tulisan non fiksi kita kirimkan ke penerbit yang kuat di pasar buku non fiksi.

Langkah mudah untuk pengenalan awal penawaran tulisan kita adalah dengan membuat proposal penawaran penerbitan buku terlebih dahulu. Proposal ini dapat kita kirimkan ke e-mail penerbit- penerbit yang menjadi sasaran kita. Bapak Edi S. Mulyanta selaku Manajer Operasional Penerbi Andi mengatakan proposal yang kita buat harus berisi:
1.Judui utama buku
2. Sub judul jika diperlukan (sub judul ini memberikan penciri tersendiri untuk mempermudah pencarian tema). Biasanya judul utama dapat sama dengan judul-judul yang ditulis oleh penulis lain, sub judul ini sebagai ciri khas dari tulisan kita.
3. Outline lengkap naskah dalam bentuk bab-bab dan sub bab yang jelas hirarkinya.
4. Target pasar sasaran tulisan kita, misalnya buku ini untuk guru, murid, atau orang tua, atau tulisan umum untuk semua lapisan masyarakat
5. Tulislah Curiicullum Vitae kita dalam bentuk narasi. Ini sangat penting untuk melihat kepakaran kita di bidang apa, atau menonjol di bdang apa. Hal ini, digunakan oleh bagian pemasaran untuk melihat besarnya potensi calon pembaca penulis tersebut.



Setelah lengkap ke-5 hal tersebut, akan lebih afdol lagi jika kita sertakan satu bab sampel. Satu bab sampel ini akan ditelaah oleh bagian editorial, untuk melihat gaya penyampaian penulisan kita. Untuk melihat pemilihan kata atau diksi kalimat yang kita pilih, serta gaya penyampaiannya.

Untuk tema-tema tertentu gaya penyampaian ini sangat diperlukan, untuk dapat menggaet pembaca. Setiap pembaca mempunyai kecenderungan menyukai gaya tertentu dari penulisnya. Misalnya, penulis menggunakan kalimat-kalimat aktif akan lebih banyak disukai oleh pembacanya dibanding dengan kalimat-kalimat pasif. Kita tanpa sadar lebih banyak menggunakan kalimat pasif, karena saat kita skripsi, tesis, hingga disertasi 100 persen menggunakan kalimat pasif. Berbeda dengan gaya penyampaian di buku yang lebih powerfull jika menggunakan kalimat aktif.

Rata-rata penerbit memperlakukan proposal penerbitan buku kita sudah selayaknya naskah atau bakal buku yang akan terbit. Sehingga akan melalui beberapa reviu, dari proposal yang kita tawarkan. Di dalam Undang-undang perbukuan, tahap ini telah dibuat aturannya, sehingga setiap penerbit memang telah terstandarisasi mengikuti perundangan dari pemerintah tentang naskah dan buku.

Tahap yang penting selanjutnya adalah tahap check plagiasi, yang dilakukan oleh editor bahasa. Tahap ini akan meneliti seberapa besar kita melakukan plagiasi terhadap tulisan lain. Cek plagiasi bisa dilakukan menggunakan aplikasi dan secara manual oleh editor-editor yang berpengalaman. Hasil dari cek plagiasi berupa laporan derajat plagiasi, yang sebenarnya secara detail dilakukan saat telah diterimanya naskah untuk diterbitkan. Plagiasi ini meliputi teks dan gambar yang disadur tanpa memberikan sumber yang jelas. Sebaiknya kita jika menulis naskah, selalu cantumkan sumbernya untuk naskah non fiksi, sedangkan naskah fiksi tidak diperlukan sumbernya. Jika terjadi plagiasi dibatas ambang yang kita tentukan, naskah akan dikembalikan untuk dimohonkan dilakukan revisi.

Langkah akhir yang tidak kalah pentingnya, adalah membuat resume, abstract, atau calon sinopsi buku. Yang biasanya diletakkan di back cover buku. Sinopsis sebaiknya ditulis oleh penulisnya sendir. Jangan serahkan ke penerbit, karena penerbit biasanya tidak menguasai dengan detail materi.

Setelah buku dinyatakan diterima, jangan berhenti sampai di sini. Carilah endorsment-endorsement dari tokoh-tokoh yang dianggap mumpuni di bidangnya atau pejabat masyarakat yang dikenal, artis, dan lain-lain yang mempunyai follower atau massa banyak. Hal ini, lebih ke strategi pemasaran buku ke depannya.

Pada akhirnya keberhasilan penulisan buku tergantung insting kita senidiri. Apalagi sampai lolos terbit tergantung dari usaha kita sendiri. Selain bisa menulis kita juga dituntut untuk memperhatikan ketentuan penulisan naskah yang diinginkan oleh penerbit dan pangsa pasar. Agar lebih mudah diterbitkan oleh penerbit besar, seperti Penerbit Andi.

Kegagalan Berbuah Keberhasilan

Kegagalan Berbuah Keberhasilan Selama ini banyak orang masih menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Pola pikir yang memandang ...